Rabu, 11 Februari 2009

Rabu, 14 Januari 2009

JARINGAN komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnyayang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabelatau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat salingbertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-samamenggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer,printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringankomputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.2. Jenis - jenis Jaringan KomputerSecara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu ;
Local Area Network (LAN)Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedungatau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakanuntuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantorsuatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce,misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
Metropolitan Area Network (MAN)Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yangberukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN.MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau jugasebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum.MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringantelevisi kabel.
Wide Area Network (WAN)Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas,seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesinmesinyang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
InternetSebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkatkeras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringansering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung kejaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yangseringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukansebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakanterjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.
Jaringan Tanpa KabelJaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisadilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang inginmendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karenakoneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringantanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampumemberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yangmenggunakan kabel.
3. Topologi Jaringan KomputerTopologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputerlainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus,token-ring, star dan peer-to-peer network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas,dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Topologi BUSPada topologi bus digunakan sebuah kabel tunggal dimana client & server dihubungkan.Keuntungan :
Hemat Kabel
Lay out kabel sederhana
Pengembangan jaringan dapat dikembangkan lebih mudah
Kerugian :
Isolasi Kesalahan sangat kecil
Kepadatan Lalu Lintas pada jalur utama
diperlukan repeater pada jarak jauh
Topologi Token RingMetode token-ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan komputersehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama.Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiapinformasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya ataubukan.Keuntungan :
Hemat KabelKerugian :
Peka Kesalahan
Pengembangan Jaringan lebih kaku
Topologi StarKontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebutkesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasium primeratau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelahhubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapatmenggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server.Keuntungan :
Paling Fleksibel
Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain
Kontrol Terpusat
Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan
Kemudahan pengelolaan jaringan
Kontrol TerpusatKerugian :
Boros Kabel
Perlu penanganan khusus
Topologi MESHMerupakan pengembangan dari Topolgi RING untuk mengatasi panjangnya perjalanan data
Topologi TreeMerupakan pengembangan dari Topolgi Bus, sehingga memungkinkan penambahan client secara mudah
Peer to Peer NetworkPeer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yangterdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program,data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Dona dapatmemakai program yang dipasang di komputer Dino, dan mereka berdua dapatmencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memilikikomputer ‘kuno’, misalnya AT, dan ingin memberli komputer baru, katakanlah PentiumII, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card dikedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakanuntuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan inilebih sederhana sehingga lebih mudah dipejari dan dipakai.Keunggulan :
antar komputer dapat saling berbagi fasilitas
Biaya operasional lebih murah
Kelangsungan tidk tergantung pada satu serverKelemahan :
Troubleshooting jaringan lebih sulit
Unjuk kerja lebih rendah
Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing - masing user
Back up data lebih sulit karena tersebar di masing - masing komputerManfaat jaringan Komputer
Resource Sharing, dapat menggunakan sumber daya yangada secara bersama-sama. Misal seorang pengguna yang berada 100 km jauhnya dari suatu data,tidak mendapatkan kesulitan dalam menggunakan data tersebut, seolah - olah data tersebut berada di dekatnya.Hal ini sering diartikan bahwa jaringan komputer mengatasi masalah jarak.
Reliabilitas Tinggi,dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yangtinggi dengan memiliki sumber-sumber lternatif persediaan. Misalnya, semua file dapat disimpanatau di copy ke dua, tiga, atau lebih komputer yang terkoneksi ke jaringan. sehinggabila salah satu mesin rusak, maka salinan di mesin yang lain bisa digunakan.
Menghemat Uang,Komputer berukutan kecil mempunyai rasio harga/kinerja yanglebih baik dibandingkan dengan komputer yang besar. Komputer besar sepertimainframe memiliki kecapatan kira-kira sepuluh kali lipat kecepatan komputerkecil/pribadi. Akan tetap, harga mainframe seribu kali lebih mahal dari komputerpribadi. Ketidakseimbangan rasio harga/kinerja dan kecepatan inilah membuatpara perancang sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari komputerkomputerpribadi.
Yuhefizaradmin@lintau.com
Definisi Jaringan Komputer adalah prosedur beserta berbagai metode teknis untuk saling menghubungkan berbagai alat dan sumber daya komputer yang ada (interkoneksi), sehingga dapat saling bertukar data atau bertukar informasi, dengan menggunakan sumber daya dalam jaringan yang ada secara bersama-sama. Misalnya seseorang dapat menggunakan layanan internet dengan satu line telepon (Dial Up atau ISDN) berikut satu internet account dari provider. Untuk kemudian diatur sedemikian rupa, sehingga semua orang dalam kantor dapat menikmati fasilitas internet yang dibagi-bagi tersebut.
Videoconferencing uses telecommunications of audio and video to bring people at different sites together for a meeting. This can be as simple as a conversation between two people in private offices (point-to-point) or involve several sites (multi-point) with more than one person in large rooms at different sites. Besides the audio and visual transmission of meeting activities, videoconferencing can be used to share documents, computer-displayed information, and whiteboards.
Simple analog videoconferences could be established as early as the invention of the television. Such videoconferencing systems consisted of two closed-circuit television systems connected via cable.
During the first manned space flights, NASA used two radiofrequency (UHF or VHF) links, one in each direction. TV channels routinely use this kind of videoconferencing when reporting from distant locations, for instance. Then mobile links to satellites using specially equipped trucks became rather common.

Videoconferencing first demonstrated in 1968
This technique was very expensive, though, and could not be used for more mundane applications, such as telemedicine, distance education, business meetings, and so on, particularly in long-distance applications. Attempts at using normal telephony networks to transmit slow-scan video, such as the first systems developed by AT&T, failed mostly due to the poor picture quality and the lack of efficient video compression techniques. The greater 1 MHz bandwidth and 6 Mbit/s bit rate of Picturephone in the 1970s also did not cause the service to prosper.
It was only in the 1980s that digital telephony transmission networks became possible, such as ISDN, assuring a minimum bit rate (usually 128 kilobits/s) for compressed video and audio transmission. The first dedicated systems, such as those manufactured by pioneering VTC firms, like PictureTel, started to appear in the market as ISDN networks were expanding throughout the world. Video teleconference systems throughout the 1990s rapidly evolved from highly expensive proprietary equipment, software and network requirements to standards based technology that is readily available to the general public at a reasonable cost. Finally, in the 1990s, IP (Internet Protocol) based videoconferencing became possible, and more efficient video compression technologies were developed, permitting desktop, or personal computer (PC)-based videoconferencing. In 1992 CU-SeeMe was developed at Cornell by Tim Dorcey et al., IVS was designed at INRIA, VTC arrived to the masses and free services, web plugins and software, such as NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed, Skype and others brought cheap, albeit low-quality, VTC.

[edit] Technology

Dual plasma display videoconferencing system. The screen on the left is primarily used to show people during the conference or the user interface when setting up the call. The one on the right shows data in this case but can display a 2nd 'far site' in a multipoint call.
The core technology used in a videoteleconference (VTC) system is digital compression of audio and video streams in real time. The hardware or software that performs compression is called a codec (coder/decoder). Compression rates of up to 1:500 can be achieved. The resulting digital stream of 1s and 0s is subdivided into labelled packets, which are then transmitted through a digital network of some kind (usually ISDN or IP). The use of audio modems in the transmission line allow for the use of POTS, or the Plain Old Telephone System, in some low-speed applications, such as videotelephony, because they convert the digital pulses to/from analog waves in the audio spectrum range.
The other components required for a VTC system include:
Video input : video camera or webcam
Video output: computer monitor , television or projector
Audio input: microphones
Audio output: usually loudspeakers associated with the display device or telephone
Data transfer: analog or digital telephone network, LAN or Internet
There are basically two kinds of VTC systems:
Dedicated systems have all required components packaged into a single piece of equipment, usually a console with a high quality remote controlled video camera. These cameras can be controlled at a distance to pan left and right, tilt up and down, and zoom. They became known as PTZ cameras. The console contains all electrical interfaces, the control computer, and the software or hardware-based codec. Omnidirectional microphones are connected to the console, as well as a TV monitor with loudspeakers and/or a video projector. There are several types of dedicated VTC devices:
Large group VTC are non-portable, large, more expensive devices used for large rooms and auditoriums.
Small group VTC are non-portable or portable, smaller, less expensive devices used for small meeting rooms.
Individual VTC are usually portable devices, meant for single users, have fixed cameras, microphones and loudspeakers integrated into the console.
Desktop systems are add-ons (hardware boards, usually) to normal PCs, transforming them into VTC devices. A range of different cameras and microphones can be used with the board, which contains the necessary codec and transmission interfaces. Most of the desktops systems work with the H.323 standard. Videoconferences carried out via dispersed PCs are also known as e-meetings.

[edit] Echo cancellation
A fundamental feature of professional VTC systems is acoustic echo cancellation (AEC). Echo can be defined as the reflected source wave interference with new wave created by source. AEC is an algorithm which is able to detect when sounds or utterances reenter the audio input of the VTC codec, which came from the audio output of the same system, after some time delay. If unchecked, this can lead to several problems including 1) the remote party hearing their own voice coming back at them (usually significantly delayed) 2) strong reverberation, rendering the voice channel useless as it becomes hard to understand and 3) howling created by feedback. Echo cancellation is a processor-intensive task that usually works over a narrow range of sound delays.

[edit] Multipoint videoconferencing
Simultaneous videoconferencing among three or more remote points is possible by means of a Multipoint Control Unit (MCU). This is a bridge that interconnects calls from several sources (in a similar way to the audio conference call). All parties call the MCU unit, or the MCU unit can also call the parties which are going to participate, in sequence. There are MCU bridges for IP and ISDN-based videoconferencing. There are MCUs which are pure software, and others which are a combination of hardware and software. An MCU is characterised according to the number of simultaneous calls it can handle, its ability to conduct transposing of data rates and protocols, and features such as Continuous Presence, in which multiple parties can be seen onscreen at once.
MCUs can be stand-alone hardware devices, or they can be embedded into dedicated VTC units.
Some systems are capable of multipoint conferencing with no MCU, stand-alone, embedded or otherwise. These use a standards-based H.323 technique known as "decentralized multipoint", where each station in a multipoint call exchanges video and audio directly with the other stations with no central "manager" or other bottleneck. The advantages of this technique are that the video and audio will generally be of higher quality because they don't have to be relayed through a central point. Also, users can make ad-hoc multipoint calls without any concern for the availability or control of an MCU. This added convenience and quality comes at the expense of some increased network bandwidth, because every station must transmit to every other station directly.

[edit] Problems
Some observers [1] argue that two outstanding issues are preventing videoconferencing from becoming a standard form of communication, despite the ubiquity of videoconferencing-capable systems. These issues are:
Eye Contact: It is known that eye contact plays a large role in conversational turn-taking, perceived attention and intent, and other aspects of group communication.[2] While traditional telephone conversations give no eye contact cues, videoconferencing systems are arguably worse in that they provide an incorrect impression that the remote interlocutor is avoiding eye contact. Telepresence systems have cameras located in the screens that reduce the amount of parallax observed by the users. This issue is also being addressed through research that generates a synthetic image with eye contact using stereo reconstruction.[3]
Appearance Consciousness: A second problem with videoconferencing is that one is on camera, with the video stream possibly even being recorded. The burden of presenting an acceptable on-screen appearance is not present in audio-only communication. Early studies by Alphonse Chapanis found that the addition of video actually impaired communication, possibly because of the consciousness of being on camera.
The issue of eye-contact may be solved with advancing technology, and presumably the issue of appearance consciousness will fade as people become accustomed to videoconferencing.

[edit] Standards
The International Telecommunications Union (ITU) (formerly: Consultative Committee on International Telegraphy and Telephony (CCITT)) has three umbrellas of standards for VTC.
ITU H.320 is known as the standard for public switched telephone networks (PSTN) or VTC over integrated services digital networks (ISDN) basic rate interface (BRI) or primary rate interface (PRI). H.320 is also used on dedicated networks such as T1 and satellite-based networks;
ITU H.323 is known as a standard for transporting multimedia applications over LANs. This same standard also applies to older implementations of voice over IP VoIP. In recent years, the IETF's Session Initiation Protocol (SIP) has gained considerable momentum in practice for these two services.;
ITU H.324 is the standard for transmission over POTS, or audio telephony networks. 3G-324M is a 3GPP implementation for video call on 3G mobile phones.
In recent years, IP based videoconferencing has emerged as a common communications interface and standard provided by VTC manufacturers in their traditional ISDN-based systems. Business, government and military organizations still predominantly use H.320 and ISDN VTC. Though, due to the price point and proliferation of the Internet, and broadband in particular, there has been a strong spurt of growth and use of H.323, IP VTC. H.323 has the advantage that it is accessible to anyone with a high speed Internet connection, such as DSL.
In addition, an attractive factor for IP VTC is that it is easier to set-up for use with a live VTC call along with web conferencing for use in data collaboration. These combined technologies enable users to have a much richer multimedia environment for live meetings, collaboration and presentations.

[edit] Impact on the general public
High speed Internet connectivity has become more widely available at a reasonable cost and the cost of video capture and display technology has decreased. Consequently personal video teleconference systems based on a webcam, personal computer system, software compression and broadband Internet connectivity have become affordable for the general public. Also, the hardware used for this technology has continued to improve in quality, and prices have dropped dramatically. The availability of freeware (often as part of chat programs) has made software based videoconferencing accessible to many.
For many years, futurists have envisioned a future where telephone conversations will take place as actual face-to-face encounters with video as well as audio. Sometimes it is simply not possible or practical to have a face-to-face meeting with two or more people. Sometimes a telephone conversation or conference call is adequate. Other times, an email exchange is adequate.
Videoconferencing adds another possible alternative, and can be considered when:
a live conversation is needed;
visual information is an important component of the conversation;
the parties of the conversation can't physically come to the same location; or
the expense or time of travel is a consideration.
Deaf and hard of hearing individuals have a particular interest in the development of affordable high-quality videoconferencing as a means of communicating with each other in sign language. Unlike Video Relay Service, which is intended to support communication between a caller using sign language and another party using spoken language, videoconferencing can be used between two signers.
Mass adoption and use of video conferencing is still relatively low, with the following often claimed as causes:
Complexity of systems. Most users are not technical and want a simple interface. In hardware systems an unplugged cord or a flat battery in a remote control is seen as failure, contributing to perceived unreliability which drives users back to traditional meetings. Successful systems are backed by support teams who can pro-actively support and provide fast assistance when required.
Perceived lack of interoperability: not all systems can readily interconnect, for example ISDN and IP systems require a bridge. Popular software solutions cannot easily connect to hardware systems. Some systems use different standards, features and qualities which can require additional configuration when connecting to dis-similar systems.
Bandwidth and quality of service: In some countries it is difficult or expensive to get a high quality connection that is fast enough for good-quality video conferencing. Technologies such as ADSL have limited upload speeds and cannot upload and download simultaneously at full speed. As Internet speeds increase higher quality and high definition video conferencing will become more readily available.
Expense of commercial systems - a well designed system requires a specially designed room and can cost hundreds of thousands of dollars to fit out the room with codecs, integration equipment and furniture.
For these reasons many hardware systems are often used for internal corporate use only, as they are less likely to run into problems and lose a sale. An alternative is companies that hire out video conferencing equipped meeting rooms in cities around the world. Customers simply book the rooms and turn up for the meeting - everything else is arranged and support is readily available if anything should go wrong.

[edit] Impact on education
See also: Distance education
Videoconferencing provides students with the opportunity to learn by participating in a 2-way communication platform. Furthermore, teachers and lecturers from all over the world can be brought to classes in remote or otherwise isolated places. Students from diverse communities and backgrounds can come together to learn about one another. Students are able to explore, communicate, analyze and share information and ideas with one another. Through videoconferencing students can visit another part of the world to speak with others, visit a zoo, a museum and so on, to learn. These "virtual field trips" (see history of virtual learning environments) can bring opportunities to children, especially those in geographically isolated locations, or the economically disadvantaged. Small schools can use this technology to pool resources and teach courses (such as foreign languages) which could not otherwise be offered.
Here are a few examples of how videoconferencing can benefit people around campus:
faculty member keeps in touch with class while away for a week at a conference
guest lecturer brought into a class from another institution
researcher collaborates with colleagues at other institutions on a regular basis without loss of time due to travel
faculty member participates in a thesis defense at another institution
administrators on tight schedules collaborate on a budget preparation from different parts of campus
faculty committee auditions a scholarship candidate
researcher answers questions about a grant proposal from an agency or review committee
student interviews with an employer in another city
Teleseminar
TIK dalam Pembelajaran
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah
memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif
menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi
pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke
satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara,
merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan
pendayagunaan teknologi dalam membantu proses
pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio
maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbalbalik
yang seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumber
belajar atau fasilitator kepada pembelajar.
Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan
menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara,
dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi
kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila
televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebihlebih
bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman),
pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang
berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron
(delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan
terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan
utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada
di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video
conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet,
memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang
terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti
itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih
murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK
saat ini.
Buku Elektronik
Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi
yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi
multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam
ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar,
animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih
kaya dibandingkan dengan buku konvensional.
Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar
memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik
yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan
buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk
(kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk
(kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini
kapasitas yang tersedia sampai 4 GB). Bentuk yang lebih
kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada
pada misalnya Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica
yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format
multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak saja
informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur
multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik,
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik
tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami
apa yang dimaksud oleh penyaji.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning.
Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning
meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun
nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet
maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi,
dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang
sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan
internet, sering disebut sebagai online learning. Definisi yang
lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni
e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik
(SEAMOLEC, 2003:1). Meski beragam definisi namun pada
dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana
penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut
tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah
satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi radio dan televisi
pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada
umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk
puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk
paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk
menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini
memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang
disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun
dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list
khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi
sebagai forum diskusi.
Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat
lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola
pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS
mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat
diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet (Hari
Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi
pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi
pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk
pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan
komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya.
Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa
adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat
(administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar).
‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal
chatting, atau melalui video conference.
Aplikasi Lain
Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi
lain bermunculan (dan kadang saling berintegrasi sehingga
menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutan perkembangan
TIK terutama internet.
E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari
majalah konvensional. Penerbitan majalah berformat digital
memungkinkan ditekannya ongkos produksi (karena tidak perlu
mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke server,
seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga
dapat dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan
mutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam
kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang berfokus pada
berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan
hasil-hasil penelitian.
E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan prosesproses
laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital.
Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak diarahkan pada realisasi
sistem aplikasi yang mampu menunjang proses transaksi
ekonomi yang cepat dan aman, serta pengambilan keputusan
yang benar dan cepat. Harga yang terjangkau dan daya saing
pada tingkat internasional merupakan salah satu kriteria yang
dipersyaratkan, khususnya mendukung kebijakan substitusi
impor.
Perangkat lunak sistem operasi dengan kehandalan tinggi dan
kebutuhan sumber daya memori maupun prosesor yang
minimal serta fleksibel terhadap perangkat keras maupun
program aplikasi yang baru, merupakan prioritas yang harus
dikembangkan. Program aplikasi juga perlu dikembangkan,
terutama yang terkait dengan sektor perekonomian, industri,
pendidikan, maupun pemerintahan.
Dalam mempercepat pengembangan dan pendayagunaan
perangkat lunak, perlu pula ditinjau implementasi konsep open
source. Penerapan konsep open source ini diharapkan mampu
menggalakkan industri perangkat lunak dengan partisipasi
seluruh lapisan masyarakat tanpa melakukan pelanggaran hak
cipta.

Rabu, 07 Januari 2009

TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL
4.1 TRANSMISI ASYNCHRONOUS DAN SYNCHRONOUS
Data ditransfer melalui path komunikasi tunggal pada transmisi data secara serial
dimana tiap elemen pensinyalan dapat berupa :
· kurang dari 1 bit : misalnya dengan pengkodean Manchester
· 1 bit : NRZ-L dan FSK adalah contoh-contoh analog dan digital
· lebih dari 1 bit : QPSK sebagai contohnya.
Dalam bahasan ini, kita menganggap satu bit per elemen pensinyalan kecuali jika
keadaan sebaliknya.
Synchronisasi adalah salah satu tugas utama dari komunikasi data. Suatu transmitter
mengirim message 1 bit pada suatu waktu melalui suatu medium ke receiver.
Receiver harus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit dan juga harus mengetahui
durasi dari tiap bit sehingga dapat men-sampel line tersebut dengan timing yang tepat
untuk membaca tiap bit. Misalkan pengirim (sender) mentransmisi sejumlah bit-bit
data. Pengirim mempunyai suatu clock yang mempengaruhi timing dari transmisi bitbit.
Sebagai contoh, jika data ditransmisi dengan 10000 bits per second (bps),
kemudian 1 bit akan ditransmisi setiap 1/10000 = 0,1 millisecond (ms), sebagai yang
diukur oleh clock pengirim. Maka, receiver akan menentukan waktu yang cocok
untuk sampel-sampelnya pada interval dari 1 bit time. Pada contoh ini, pen-samplingan
akan terjadi sekali setiap 0,1 ms. Jika waktu pen-sampling-an berdasarkan pada
clocknya sendiri, maka akan timbul masalah jika clock-clock transmitter dan reciver
tidak disamakan dengan tepat. Jika ada perbedaan 1 persen (clock receiver 1 persen
lebih cepat atau lebih lambat daripada clock transmitter), maka pen-sampling-an
pertama 0,001 ms meleset dari tengah bit (tengah bit adalah 0,05 ms dari awal dan
akhir bit). Setelah sampel-sampel mencapai 50 atau lebih, receiver akan error karena
pen-sampling-annya dalam bit time yang salah (50 x 0,001 = 0,05 ms). Untuk
perbedaan timing yang kecil, error akan terjadi kemudian, tetapi kemudian receiver
akan keluar dari step transmitter jika transmitter mengirim aliran bit yang panjang dan
jika tidak ada langkah-langkah yang men-synchron-kan transmitter dan receiver.
TRANSMISI ASYNCHRONOUS
Strategi dari metode ini yaitu mencegah problem timing dengan tidak mengirim aliran
bit panjang yang tidak putus -putusnya. Melainkan data ditransmisi per karakter pada
suatu waktu, dimana tiap karakter adalah 5 sampai 8 bit panjangnya. Timing atau
synchronisasi harus dipertahankan antara tiap karakter; receiver mempunyai
kesempatan untuk men-synchron-kan awal dari tiap karakter baru.

Template by:
Free Blog Templates